HARI
PENDIDIKAN NASIONAL RI 2 MEI :
KEBAHAGIAAN
“PUTRA TERBAIK” SULAWESI SELATAN
Oleh
: H. Ahmad Saransi
Sekiranya Mohamad Saleh
Lahade (selanjutnya Saleh Lahade) masih hidup, maka dialah orang yang paling berbahagia
hari ini, tanggal 2 Mei sebagai hari
pendidikan. Mengapa? Karena tanggal 2 Mei merupakan hari ulang tahun mertuanya,
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara,
dimana tanggal ulang tahunnya diabadikan
sebagai Hari Pendidikan Nasional RI.
Sang mertua Pak Saleh Lahade
itu dikenal sebagai Pahlawan Nasional dan tokoh pendidikan Nasional. Ki Hajar
Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889 dari keluarga kaya Indonesia semasa era
colonial Belanda, ia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan
pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak
kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan. Hari
Pendidikan Nasional ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 316
Tahun 1959 tanggal 16 Dsember 1959.
Siapakah Saleh Lahade itu?
Saleh Lahade adalah seorang putra terpelajar
dari Sulawesi Selatan, lahir di Camba –
Maros pada tanggal 25 April 1920. Beliau
menikah dengan anak kedua Ki Hajar Dewantara yang bernama R.A. Ratih Tarbiyah
Dewantara. Dari perkawinannya itu melahirkan dua orang anak yang bernama Intan
Kirana dan Lita Sari. Kemudian Saleh Lahade bercerai lalu menikah
lagi dengan Andi Hajerah Petta Tanete.
Saleh Lahade anak Menantu Ki
Hajar Dewantara itu menempu pendidikannya di sekolah pribumi daerah yang dikenal
dengan nama Schakel School Makassar, tamat pada 1935. Kemudian lanjut di Meer
Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Makssar, tamat pada 1938. Tak puas
menuntut pendidikan di Makssar, dia melanjutkan pendidkannya di Jakarta Algemeene
Middelbare School (AMS) hanya sampai
kelas dua, pada tahun 1940 dia meinggalkan
sekolah itu dan pindah ke Middelbare Landbouw Scholl (MLS) – Bogor. Dua tahun duduk
dibangku sekolah itu, Jepang pun mendarat di Indonesia pada tahun 1942. OLeh
sebab itu dia meneruskan pendidikannya di Noogyo – Tjun – Gakko Bogor dengan
ijazah pada akhir tahun 1943.
Sebagai anak rantau dinegeri
orang iapun melibatkan diri dalam perjuangan merebut dan mempertahankan Indonesia
merdeka. Pada tahun 1938 dia masuk
menjadi anggota dan Ketua Pengurus Cabang Kebangunan Sulawesi di Jakarta. Suatu
gerakan mahasiswa atau pemuda yang berasal dari Sulawesi yang berpusat di
Jakarta dibawah pimpinan Mr. Andi Zainal Abidin. Organisasi ini bertujuan untuk
melakukan kebangkitan dan pembaharuan. Ia pun merubah Celebes menjadi Sulawesi.
Pada akhir tahun 1930 Saleh Lahade sebagai utusan “Kebangunan Sulawesi” untuk
duduk dalam Dewan Pimpinan Badan Kongres Pemuda Indonesia di Mataram Jogjakarta.
Pada masa pendudukan Jepang
akhir tahun 1943 Saleh Lahade masuk anggota “Gerakan Dibawah Tanah anti Jepang”
yang dipimpin oleh Sutan Syahrir. Pada akhir tahun 1944 ia diperintahkan ke
Sulawesi untuk ikut dalam rombongan Dr. Ratulangi dan Mr. Tadjuddin Noor.
Beliau juga terlibat dalam pembentukan Gerakan SUDARA (Sumber Darah Rakyat) di
Makassar dan Boo-Ei-Teisin Tai (Barisan
Berani Mati). Beliau menjadi pengurus kedua organisasi tersebut.
Saleh Lahade salah seorang intelelktual
militer Sulawesi, ketika di Jakarta beliau juga turut menyusun Laskar ekspedisi
KRIS, TKR – TRI ekspedisi Sulawesi, bertindak sebagai pelatih, menanamkan
semangat, dan membina organisasi.
Perjuangan beliau dalam
merebut dan mempertahankan Indoensia pergerakannya tidak hanya sebatas di
Sulawesi tetapi dia juga berjuang di Jogjakarta, Jawa Timur dan terlibat
dalam penyelesaian beberapa peristiwa penting lainnya yang pernah terjadi
seperti peristiwa Andi Azis, Peristiwa
DI/TII, dan lain-lain.
Pada tanggal 2 Maret 1957 ia terseret dalam peristiwa Permesta dan PRRI maka pada tangal 15 Februari
1958 ia di buang ke Bali dan Madiun dari tahun 1958 – 1962. Pada awal tahun
1963 ia dibebaskan setelah mendapat Amnesti – Abolisi dari Pemerintah Pusat
pada tahun 1963.
Setelah beliau mendapat
Amnesti – Abolisi ia kembali ke Sulawesi Selatan sebagai pengusaha. Salah satu usahanya
yang cukup sukses adalah beliau mendirikan PT. Perkebunan UTESO (Usaha Tembakau Soppeng). Berkat jasa beliau tembakau
Bugis Cabenge sempat semerbak mewangi di pelelangan tembakau terbesar di
Bremen Jerman.
Itulah Saleh Lahade
anak menantu Ki Hajar Dewantara, seorang
intelektual patriot Bangsa yang memiliki jiwa merdeka: merdeka memiliki
pasangan, merdeka memiliki jalan hidup, dan tentunya memerdekakan Indonesia dari
belenggu penjajah.
Trims share ilmunya Pung Aji...tabarakallah
BalasHapusTrims share ilmunya Pung Aji...tabarakallah
BalasHapusTrims share ilmunya Pung Aji...tabarakallah
BalasHapus